siang dan cahyanya
datang memeluk sukmaku
mencium kecelakaanku
memadam malam sebelumnya
datang memeluk sukmaku
mencium kecelakaanku
memadam malam sebelumnya
siang dan cahyanya
hadir membawa selingarmu
yang ku harapkan kamu
menjelma di setiap bayangnya
hadir membawa selingarmu
yang ku harapkan kamu
menjelma di setiap bayangnya
bayang
bayang
bayang
yang timbul di belakangku
yang menghantuiku
yang mengekori setiap gerakku
yang menghantuiku
yang mengekori setiap gerakku
bayang
bayang
bayang
yang memeluk tubuhku
yang mencium bibirku
yang memadam rinduku
yang mencium bibirku
yang memadam rinduku
rinduku
pada bayang-bayang
kamu
Susunan puisi itu dia bacakan, bernada perlahan dan seolah olah kami saling berbisikkan. aku yang sedang bermalas-malasan di atas kerusi kayu, menjiwai setiap kata-kata yang keluar dari bibirnya.
Dia yang hanya duduk di lantai, cuma memerhati setiap gerak yang hadir pada wajah aku dengan senyuman. Senyuman yang memberitahu betapa dia amat mencintai aku
Lantas aku berbisik kepadanya,
"aku harap aku tidak terlalu mencintai kamu... "
"aku harap aku tidak terlalu mencintai kamu... "